Berapa Standar Tinggi Dinding Rumah 2 Lantai?

Memiliki rumah 2 lantai merupakan salah satu impian bagi banyak orang. Rumah dengan 2 lantai dapat menampung lebih banyak orang. Selain itu, ruangan yang tersedia juga lebih banyak dibandingkan rumah 1 lantai. Pembangunan rumah 2 lantai juga lebih menghemat lahan dikarenakan pembangunannya ke atas bukan ke samping yang menghabiskan lahan tanah. Sehingga, rumah dua lantai ini marak dibangun di perkotaan atau pemukiman padat penduduk.

Pembangunan rumah dua lantai tentu saja tidak bisa sembarangan. Di balik manfaat yang didapat, pembangunan rumah dua lantai juga mempunyai risiko yang lebih besar yaitu rumah lebih rentan roboh ketika tidak dibangun dengan perencanaan dan kualitas yang baik. Selain itu, rumah dua lantai juga membutuhkan sirkulasi udara yang lebih baik dibandingkan dengan rumah satu lantai.

Untuk mengatasi hal tersebut, kamu harus merencanakan pembangunan rumah 2 lantai dengan arsitek yang terpercaya. Sehingga, rumah dua lantai yang kamu huni telah memenuhi standar proporsional.

Selain itu, kamu juga perlu memperhatikan kualitas bahan material yang akan digunakan seperti jenis material dinding, semen, dll. Pastikan kamu menggunakan bahan yang berkualitas tinggi sehingga rumah dua lantai yang kamu huni menjadi lebih nyaman dan aman.

pexels.com

Standar Proporsional dari Tinggi Dinding Rumah 2 Lantai

Untuk menentukan tinggi dinding rumah 2 lantai yang sesuai standar proporsional, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah iklim yang ada di lingkungan sekitar. Tinggi standar dari dinding rumah 2 lantai di daerah beriklim dingin dengan daerah beriklim panas berbeda. Hal ini berkaitan dengan penggunaan energi serta sirkulasi udara.

Umumnya, rumah 2 lantai yang dibangun di daerah beriklim dingin dibangung lebih pendek dibandingkan dinding rumah dua lantai yang dibangun di daerah beriklim panas. Rata-rata tinggi rumah 2 lantai di daerah beriklim dingin dibangun antara 2.4 – 2.5 m. Mengapa? Hal ini berkaitan dengan penggunaan energi yang digunakan untuk memanaskan ruangan. Ketika musim dingin, ruangan dengan tinggi dinding yang tinggi membutuhkan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah yang mempunyai dinding lebih pendek. Hal ini disebabkan panas harus menjangkau area yang lebih luas di rumah berdinding tinggi dibandingkan rumah berdinding rendah.

Sebaliknya, rumah 2 lantai yang dibangun di daerah beriklim panas akan dibangun lebih tinggi dibandingkan dengan rumah 2 lantai yang dibangun di daerah beriklim dingin. Hal ini disebabkan untuk menjaga sirkulasi udara yang ada dalam ruangan. Udara panas cenderung akan bergerak ke atas. Oleh karena itu, rumah 2 lantai di daerah panas membutuhkan dinding yang tinggi sehingga udara di bagian bawahnya menjadi lebih sejuk. Biasanya, tinggi dinding rumah 2 lantai yang dibangun di daerah beriklim panas adalah sekitar 2.8 – 3.2 m.

Selain itu, pembangunan dinding rumah 2 lantai juga bergantung pada proporsi ruangan yaitu panjang dan lebar ruangan. Salah satu rumus yang berlaku adalah (panjang + lebar) / 2. Misalnya, sebuah ruangan memiliki ukuran 4 x 5 m, maka agar ruangan tampak lebih proporsional, tinggi dinding yang harus dibangun adalah sekitar (4 + 5) / 2 sama dengan 4.5 m.

Akan tetapi, penggunaan rumus ini bukanlah suatu aturan yang tidak dapat diganggu gugat. Terkadang, ada beberapa ruangan yang memiliki lebar yang sangat besar. Sehingga, tinggi dinding yang dibangun lebih dari tinggi dinding sesuai dengan hasil perhitungan. Mengapa? Hal ini untuk menjaga proporsi ruangan. Jika ruangan yang memiliki lebar terlalu besar dibangun dengan dinding yang pendek akan menyebabkan ruangan terlihat seperti lorong yang pengap.

Beberapa orang memilih menggunakan tinggi dinding yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan tingginya dinding dapat membantu pencahayaan. Selain itu, sirkulasi udara juga lebih nyaman ketika tinggi dinding dibangun lebih tinggi. Akan tetapi, hal ini akan membutuhkan biaya kontruksi lebih besar karena lebih banyak area yang dibangun. Sementara itu, tangga yang dibangun juga lebih tinggi. Sehingga, penghuni akan lebih cepat capek saat naik turun tangga.

Hal ini berkebalikan dengan rumah 2 lantai yang dibangun dengan tinggi dinding yang cukup rendah. Pembangunannya tidak membutuhkan biaya kontruksi yang besar. Selain itu, tangga yang dibangun juga lebih pendek sehingga penghuni tidak akan menjadi cepat capek.

pexels.com

Membuat Hiasan Pada Dinding Rumah 2 Lantai

Untuk menambah nilai estetika dari rumah 2 lantai, kamu bisa membuat beberapa hiasan yang bisa digantungkan di dinding rumah 2 lantai tersebut. Salah satunya adalah dengan mengikuti DIY hat rack wall. Ada berbagai macam ide untuk membuat rak topi yang tergantung pada dinding. Kamu bisa membuat rak topi tersebut sesuai dnegan desain yang ada pada rumahmu.

Salah satunya adalah dengan membuat pegboard yang terbuat dari kayu. Rak topi ini bisa didesain dengan menggunakan kayu yang berwarna cerah sehingga cocok digunakan pada dinding berwarna putih. Dengan beberapa lubang dan cantolan, kamu bisa menggunakan pegboard ini sebagai tempat menyimpan tas, topi, dan baju. Selain itu, desainnya bisa kamu sesuaikan dengan ukuran dinding yang tersedia dan desain dari keseluruhan ruangan.

Previous post Beberapa Nama Latin Burung Beo
Next post Cara Membuat Sapu dari Botol Bekas